Nama: Seno Priyo Handoyo
NPM: 36416909
Dosen: Ahmad Nasher
Mata kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Gunadarma
Geopolitik
di Indonesia
Pengertian Geopolitik
serta Teorinya. Istilah geopolitik untuk bangsa Indonesia dipopulerkan pertama
kali oleh Ir. Soekarno. Pada pidatonya di hadapan sidang BPUPKI tanggal 1 Juni
1945. berdasarkan geopolitik, wilayah Indonesia adalah satu kesatuan wilayah
dari Sabang sampai Merauke, yang terletak antara dua samudera dan dua benua.
Kesatuan antara bangsa Indonesia dengan wilayah tanah air itulah yang membentuk
semangat dan wawasan kebangsaan, yaitu sebagai bangsa yang bersatu. Rasa
kebangsaan Indonesia dibentuk oleh adanya kesatuan nasib, jiwa untuk bersatu
dan kehendak untuk bersatu serta adanya kesatuan wilayah yang sebelumnya,
bernama Nusantara.
Definsi
Geopolitik
Geopolitik
secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang
menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang berarti kesatuan
masyarakat yang berdiri sendiri atau negara dan teia yang berarti urusan
(politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Sebagai acuan
bersama, geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat
tinggal suatu bangsa. Frederich Ratzel mengenalkan istilah ilmu bumi politik
(political geography), Rudolf Kjellen menyebut geographical politic dan
disingkat geopolitik.
Teori Geopolitik Menurut Ahli
Untuk lebih
memahami konsep geopolitik secara global, berikut ini adalah teori-teori
mengenai geopolitik yang pernah ada di dunia;
1.
Teori Geopolitik Frederich Ratzel
(1844–1904). Berpendapat bahwa negara itu seperti organisme yang hidup. Negera
identik dengan ruangan yang ditempati oleh sekelompok masyarakat (bangsa)
pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang
hidup (lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Semakin luas
ruang hidup maka negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju. Oleh karena itu,
jika negara ingin tetap hidup dan berkembang butuh ekspansi (perluasan wilayah
sebagai ruang hidup). Teori ini dikenal sebagai teori organisme atau teori
biologis.
2.
Teori Geopolitik Rudolf Kjellen
(1964–1922). melanjutkan ajaran Ratzel, tentang teori organisme. Berbeda dengan
Ratzel yang menyatakan negara seperti organisme, maka ia menyatakan dengan
tegas bahwa negara adalah suatu organisme, bukan hanya mirip. Negara adalah
satuan dan sistem politik yang menyeluruh yang meliputi bidang geopolitik,
ekonomi politik, demo politik, sosial politik, dan krato politik. Negara
sebagai organisme yang hidup dan intelektual harus mampu mempertahankan dan
mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi. Paham ekspansionisme
dikembangkan. Batas negara bersifat sementara karena bisa diperluas. Strategi
yang dilakukan adalah membangun kekuatan darat yang dilanjutkan kekuatan laut.
3.
Teori Geopolitik Karl Haushofer
(1896–1946). Melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen terutama pandangan
tentang lebensraum dan paham ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu wilayah
negara semakin banyak sehingga tidak sebanding lagi dengan luas wilayah, maka
negara tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup
(lebensraum) bagi warga negara.
4.
Teori Geopolitik Halford Mackinder
(1861–1947). Mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih strategik, yaitu dengan
penguasaan daerah-daerah „jantung‟ dunia, sehingga pendapatnya dikenal dengan
teori Daerah Jantung. Barang siapa menguasai „daerah jantung‟ (Eropa Timur dan
Rusia) maka ia akan menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada
akhirnya akan menguasai dunia. Untuk menguasai dunia dengan menguasai daerah
jantung dibutuhkan kekuatan darat yang besar sebagai prasyaratnya. Berdasarkan
hal ini muncullah konsep Wawasan Benua atau konsep kekuatan di darat.
5.
Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan
(1840–1914). Mengembangkan lebih lanjut konsepsi geopolitik dengan
memperhatikan perlunya memanfaatkan serta mempertahankan sumber daya laut,
termasuk akses laut. Sehingga tidak hanya pembangunan armada laut saja yang
diperlukan, namun lebih luas juga membangun kekuatan maritim. Berdasarkan hal
tersebut, muncul konsep Wawasan Bahari atau konsep kekuatan di laut. Barang
siapa menguasai lautan akan menguasai kekayaan dunia.
6.
Teori Geopolitik Saversky, JFC Fuller
Guilio Douhet (1869–1930) dan William Mitchel (1878–1939) mempunyai pendapat
lain dibandingkan dengan para pendahulunya. Keduanya melihat kekuatan
dirgantara lebih berperan dalam memenangkan peperangan melawan musuh. Untuk itu
mereka berkesimpulan bahwa membangun armada atau angkatan udara lebih
menguntungkan sebab angkatan udara memungkinkan beroperasi sendiri tanpa
dibantu oleh angkatan lainnya. Di samping itu, angkatan udara dapat
menghancurkan musuh di kandangnya musuh itu sendiri atau di garis belakang
medan peperangan. Berdasarkan hal ini maka muncullah konsepsi Wawasan
Dirgantara atau konsep kekuatan di udara.
7.
Teori Geopolitik Nicholas J. Spijkman
(1879–1936) terkenal dengan teori Daerah Batas. Dalam teorinya, ia membagi
dunia dalam empat wilayah atau area : Pivot Area, mencakup wilayah daerah
jantung, Offshore Continent Land, mencakup wilayah pantai benua Eropa – Asia,
Oceanic Belt, mencakup wilayah pulau di luar Eropa – Asia, Afrika Selatan. New
World, mencakup wilayah Amerika.
Contoh
Kasus Geopolitik di Ukraina
Sejatinya perang dingin telah lama usai pada
tahun 1991 dengan keruntuhan Uni-Soviet. Dengan runtuhnya bipolaritas dalam
sistem politik internasional tersebut memunculkan Amerika sebagai satu-satunya
negara adidaya, dan sistem internasional kini telah berganti menjadi unipolar.
Namun apakah sampai saat ini Amerika menjadi satu-satunya negara adidaya di
dunia? Waktu, dalam perjalanannya memunculkan kembali pemain lama dalam
panggung politik internasional, seperti kebangkitan perekonomian Rusia dan
China yang memunculkan mereka kembali sebagai negara pesaing Amerika Serikat.
Meskipun secara resmi perang dingin telah usai,
namun substansi dan prakteknya masih tetap eksis dalam panggung politik
internasional. Perluasan pengaruh dan geopolitik tetap menjadi motif utama para
aktor konvensional dalam hubungan internasional (state). Selain berdampak pada
terancamnya keamanan negara, pada level lebih lanjut, krisis yang terjadi di
suatu negara akibat dari perebutan pengaruh dan geopolitik juga memberikan
dampak yang nyata terhadap keamanan pada tingkat individu (Human Insecure).
Salah satu contohnya seperti krisis yang terjadi di Crimea, Ukraina sebagai
ajang pertarungan kepentingan pemain lama antara Rusia dengan Amerika serikat
yang dibantu dengan negara eropa barat.
Krisis yang terjadi selama berbulan-bulan di
Ukraina tak lebih merupakan ajang kontestasi kepentingan geopolitik antara dua
kubu tersebut. Didalam tubuh Ukraina sendiri, baik di tingkat pemerintah
ataupun masyarakat, juga terdapat dualisme tentang pandangan politik mereka apakah
pro dengan barat (AS dan EU) atau pro timur (Rusia).
Dalam perkembangan kasus di crimea, Amerika
sebagai negara adidaya juga memiliki kepentingan terhadap kasus tersebut. Dari
hasil referendum yang dilakukan pada tanggal 17 Maret tahun lalu menyebutkan
bahwa 98,8 persen masyarakat crimea memilih untuk melepaskan diri dari Ukraina
dan bergabung dengan Rusia. Dilanjutkan pada tanggal 21 Maret, presiden Rusia
Vladimir Putin menandatangani dokumen resmi hasil referendum tersebut menjadi
sebuah undang-undang, sehingga crimea secara resmi menjadi bagian dari negara
Rusia.
Agenda yang dilakukan Amerika dalam bidang
politik dapat dilihat dari penurunan mantan presiden Victor Yakunovych dari
parlemen negara Ukraina. terpilihnya Victor Yakunovych sebagai presiden Ukraina
memicu pecahnya konflik di Ukraina khususnya di Krimea. Afiliasi politik yang
dibangun oleh presiden Victor Yakunovych lebih condong kepada Moskow Ketimbang
dengan Uni Eropa. hal tersebut juga dianggap sebagai bentuk dukungan bagi
kelompok separatis di Krimea yang ingin bergabung dengan Rusia dan mendesak
pemerintah dan parlemen untuk melakukan Referendum. Skenario politik yang
dilakukan Amerika di eropa timur dikenal dengan istilah “Operasi Oranye”.
Modusnya tidak jauh berbeda dengan operasi “Arab Spring” di timur tengah, yakni
dengan menggerakkan massa (terutama mahasiswa). Alasan penurunan tersebut
karena Victor Yakunovych memutuskan mengambil kebijakan untuk menolak
perjanjian dagang dengan Uni Eropa dan lebih memilih mendekatkan hubungan
dagang pemerintah di Moskow. Alhasil pada tanggal 22 Februari 2014,
parlemen menyetujui penggulingan presiden Victor Yakuonvych setelah terjadi
aksi protes dan bentrokan yang terjadi selama tiga bulan dan dibebaskannya
pesaing tunggal Yakunovych yakni Yulia Tymoshenko untuk mengisi pemerintahan
sementara Kiev.
Negara dengan kekuatan (power) yang besar akan
mengidentifikasikan status dan kepentingannya dalam panggung hubungan
internasional, terutama dalam hal penyebaran pengaruh demi melindungi keamanan
nasionalnya. Pola persaingan bipolar dari masa perang dingin masih tetap
relevan dan digunakan oleh para pengambil kebijakan negara-negara besar
tersebut. Artinya bagi studi ilmu hubungan internasional, analisis dengan
menggunakan paradigma realis masih tetap relevan untuk digunakan. Namun pada
saat ini, aspek lebih khusus seperti keamanan individu juga tidak bisa
dipandang sebelah mata oleh para analis politik hubungan internasional. Seperti
yang telah dijabarkan diatas, krisis yang terjadi di Ukraina membelah pandangan
politik masyarakat Ukraina sendiri yang berujung pada konflik atas perbedaan
tersebut. Dengan begitu dapat dilihat bahwa masyarakat Ukraina sendiri terancam
keselamatannya atas adanya konflik tersebut.
Kesimpulan : Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang
berarti bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang
berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara dan teia yang
berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Geopolitik
bermakna sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan
dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Teori
ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis. Frederich Ratzel Berpendapat bahwa negara itu seperti organisme yang hidup. Negera identik dengan ruangan yang ditempati oleh sekelompok masyarakat (bangsa) pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Semakin luas ruang hidup maka negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju. Halford Mackinder mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih strategik, yaitu dengan penguasaan daerah-daerah „jantung‟ dunia, sehingga pendapatnya dikenal dengan teori Daerah Jantung. Barang siapa menguasai „daerah jantung‟ (Eropa Timur dan Rusia) maka ia akan menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada akhirnya akan menguasai dunia. Untuk menguasai dunia dengan menguasai daerah jantung dibutuhkan kekuatan darat yang besar sebagai prasyaratnya. Berdasarkan hal ini muncullah konsep Wawasan Benua atau konsep kekuatan di darat. Adapun contoh permasalahannya yaitu, kasus di Ukraina.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar