Minggu, 15 Oktober 2017

Geopolitik


Nama: Seno Priyo Handoyo
NPM: 36416909
Dosen: Ahmad Nasher
Mata kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Gunadarma

Geopolitik di Indonesia
Pengertian Geopolitik serta Teorinya. Istilah geopolitik untuk bangsa Indonesia dipopulerkan pertama kali oleh Ir. Soekarno. Pada pidatonya di hadapan sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. berdasarkan geopolitik, wilayah Indonesia adalah satu kesatuan wilayah dari Sabang sampai Merauke, yang terletak antara dua samudera dan dua benua. Kesatuan antara bangsa Indonesia dengan wilayah tanah air itulah yang membentuk semangat dan wawasan kebangsaan, yaitu sebagai bangsa yang bersatu. Rasa kebangsaan Indonesia dibentuk oleh adanya kesatuan nasib, jiwa untuk bersatu dan kehendak untuk bersatu serta adanya kesatuan wilayah yang sebelumnya, bernama Nusantara.
Definsi Geopolitik
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Sebagai acuan bersama, geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Frederich Ratzel mengenalkan istilah ilmu bumi politik (political geography), Rudolf Kjellen menyebut geographical politic dan disingkat geopolitik.
Teori Geopolitik Menurut Ahli
Untuk lebih memahami konsep geopolitik secara global, berikut ini adalah teori-teori mengenai geopolitik yang pernah ada di dunia;
1.      Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844–1904). Berpendapat bahwa negara itu seperti organisme yang hidup. Negera identik dengan ruangan yang ditempati oleh sekelompok masyarakat (bangsa) pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Semakin luas ruang hidup maka negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju. Oleh karena itu, jika negara ingin tetap hidup dan berkembang butuh ekspansi (perluasan wilayah sebagai ruang hidup). Teori ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis.
2.      Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1964–1922). melanjutkan ajaran Ratzel, tentang teori organisme. Berbeda dengan Ratzel yang menyatakan negara seperti organisme, maka ia menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah suatu organisme, bukan hanya mirip. Negara adalah satuan dan sistem politik yang menyeluruh yang meliputi bidang geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial politik, dan krato politik. Negara sebagai organisme yang hidup dan intelektual harus mampu mempertahankan dan mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi. Paham ekspansionisme dikembangkan. Batas negara bersifat sementara karena bisa diperluas. Strategi yang dilakukan adalah membangun kekuatan darat yang dilanjutkan kekuatan laut.

3.      Teori Geopolitik Karl Haushofer (1896–1946). Melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen terutama pandangan tentang lebensraum dan paham ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu wilayah negara semakin banyak sehingga tidak sebanding lagi dengan luas wilayah, maka negara tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup (lebensraum) bagi warga negara.
4.      Teori Geopolitik Halford Mackinder (1861–1947). Mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih strategik, yaitu dengan penguasaan daerah-daerah „jantung‟ dunia, sehingga pendapatnya dikenal dengan teori Daerah Jantung. Barang siapa menguasai „daerah jantung‟ (Eropa Timur dan Rusia) maka ia akan menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada akhirnya akan menguasai dunia. Untuk menguasai dunia dengan menguasai daerah jantung dibutuhkan kekuatan darat yang besar sebagai prasyaratnya. Berdasarkan hal ini muncullah konsep Wawasan Benua atau konsep kekuatan di darat.
5.      Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan (1840–1914). Mengembangkan lebih lanjut konsepsi geopolitik dengan memperhatikan perlunya memanfaatkan serta mempertahankan sumber daya laut, termasuk akses laut. Sehingga tidak hanya pembangunan armada laut saja yang diperlukan, namun lebih luas juga membangun kekuatan maritim. Berdasarkan hal tersebut, muncul konsep Wawasan Bahari atau konsep kekuatan di laut. Barang siapa menguasai lautan akan menguasai kekayaan dunia.
6.      Teori Geopolitik Saversky, JFC Fuller Guilio Douhet (1869–1930) dan William Mitchel (1878–1939) mempunyai pendapat lain dibandingkan dengan para pendahulunya. Keduanya melihat kekuatan dirgantara lebih berperan dalam memenangkan peperangan melawan musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa membangun armada atau angkatan udara lebih menguntungkan sebab angkatan udara memungkinkan beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan lainnya. Di samping itu, angkatan udara dapat menghancurkan musuh di kandangnya musuh itu sendiri atau di garis belakang medan peperangan. Berdasarkan hal ini maka muncullah konsepsi Wawasan Dirgantara atau konsep kekuatan di udara.
7.      Teori Geopolitik Nicholas J. Spijkman (1879–1936) terkenal dengan teori Daerah Batas. Dalam teorinya, ia membagi dunia dalam empat wilayah atau area : Pivot Area, mencakup wilayah daerah jantung, Offshore Continent Land, mencakup wilayah pantai benua Eropa – Asia, Oceanic Belt, mencakup wilayah pulau di luar Eropa – Asia, Afrika Selatan. New World, mencakup wilayah Amerika.

Contoh Kasus Geopolitik di Ukraina
Sejatinya perang dingin telah lama usai pada tahun 1991 dengan keruntuhan Uni-Soviet. Dengan runtuhnya bipolaritas dalam sistem politik internasional tersebut memunculkan Amerika sebagai satu-satunya negara adidaya, dan sistem internasional kini telah berganti menjadi unipolar. Namun apakah sampai saat ini Amerika menjadi satu-satunya negara adidaya di dunia? Waktu, dalam perjalanannya memunculkan kembali pemain lama dalam panggung politik internasional, seperti kebangkitan perekonomian Rusia dan China yang memunculkan mereka kembali sebagai negara pesaing Amerika Serikat.
Meskipun secara resmi perang dingin telah usai, namun substansi dan prakteknya masih tetap eksis dalam panggung politik internasional. Perluasan pengaruh dan geopolitik tetap menjadi motif utama para aktor konvensional dalam hubungan internasional (state). Selain berdampak pada terancamnya keamanan negara, pada level lebih lanjut, krisis yang terjadi di suatu negara akibat dari perebutan pengaruh dan geopolitik juga memberikan dampak yang nyata terhadap keamanan pada tingkat individu (Human Insecure). Salah satu contohnya seperti krisis yang terjadi di Crimea, Ukraina sebagai ajang pertarungan kepentingan pemain lama antara Rusia dengan Amerika serikat yang dibantu dengan negara eropa barat.
Krisis yang terjadi selama berbulan-bulan di Ukraina tak lebih merupakan ajang kontestasi kepentingan geopolitik antara dua kubu tersebut. Didalam tubuh Ukraina sendiri, baik di tingkat pemerintah ataupun masyarakat, juga terdapat dualisme tentang pandangan politik mereka apakah pro dengan barat (AS dan EU) atau pro timur (Rusia).
Dalam perkembangan kasus di crimea, Amerika sebagai negara adidaya juga memiliki kepentingan terhadap kasus tersebut. Dari hasil referendum yang dilakukan pada tanggal 17 Maret tahun lalu menyebutkan bahwa 98,8 persen masyarakat crimea memilih untuk melepaskan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia. Dilanjutkan pada tanggal 21 Maret, presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dokumen resmi hasil referendum tersebut menjadi sebuah undang-undang, sehingga crimea secara resmi menjadi bagian dari negara Rusia.
Agenda yang dilakukan Amerika dalam bidang politik dapat dilihat dari penurunan mantan presiden Victor Yakunovych dari parlemen negara Ukraina. terpilihnya Victor Yakunovych sebagai presiden Ukraina memicu pecahnya konflik di Ukraina khususnya di Krimea. Afiliasi politik yang dibangun oleh presiden Victor Yakunovych lebih condong kepada Moskow Ketimbang dengan Uni Eropa. hal tersebut juga dianggap sebagai bentuk dukungan bagi kelompok separatis di Krimea yang ingin bergabung dengan Rusia dan mendesak pemerintah dan parlemen untuk melakukan Referendum. Skenario politik yang dilakukan Amerika di eropa timur dikenal dengan istilah “Operasi Oranye”. Modusnya tidak jauh berbeda dengan operasi “Arab Spring” di timur tengah, yakni dengan menggerakkan massa (terutama mahasiswa). Alasan penurunan tersebut karena Victor Yakunovych memutuskan mengambil kebijakan untuk menolak perjanjian dagang dengan Uni Eropa dan lebih memilih mendekatkan hubungan dagang pemerintah di Moskow. Alhasil pada tanggal 22 Februari 2014, parlemen menyetujui penggulingan presiden Victor Yakuonvych setelah terjadi aksi protes dan bentrokan yang terjadi selama tiga bulan dan dibebaskannya pesaing tunggal Yakunovych yakni Yulia Tymoshenko untuk mengisi pemerintahan sementara Kiev.
Negara dengan kekuatan (power) yang besar akan mengidentifikasikan status dan kepentingannya dalam panggung hubungan internasional, terutama dalam hal penyebaran pengaruh demi melindungi keamanan nasionalnya. Pola persaingan bipolar dari masa perang dingin masih tetap relevan dan digunakan oleh para pengambil kebijakan negara-negara besar tersebut. Artinya bagi studi ilmu hubungan internasional, analisis dengan menggunakan paradigma realis masih tetap relevan untuk digunakan. Namun pada saat ini, aspek lebih khusus seperti keamanan individu juga tidak bisa dipandang sebelah mata oleh para analis politik hubungan internasional. Seperti yang telah dijabarkan diatas, krisis yang terjadi di Ukraina membelah pandangan politik masyarakat Ukraina sendiri yang berujung pada konflik atas perbedaan tersebut. Dengan begitu dapat dilihat bahwa masyarakat Ukraina sendiri terancam keselamatannya atas adanya konflik tersebut.

Kesimpulan : Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Geopolitik bermakna sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Teori ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis. Frederich Ratzel  Berpendapat bahwa negara itu seperti organisme yang hidup. Negera identik dengan ruangan yang ditempati oleh sekelompok masyarakat (bangsa) pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Semakin luas ruang hidup maka negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju. Halford Mackinder mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih strategik, yaitu dengan penguasaan daerah-daerah „jantung‟ dunia, sehingga pendapatnya dikenal dengan teori Daerah Jantung. Barang siapa menguasai „daerah jantung‟ (Eropa Timur dan Rusia) maka ia akan menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada akhirnya akan menguasai dunia. Untuk menguasai dunia dengan menguasai daerah jantung dibutuhkan kekuatan darat yang besar sebagai prasyaratnya. Berdasarkan hal ini muncullah konsep Wawasan Benua atau konsep kekuatan di darat. Adapun contoh permasalahannya yaitu, kasus di Ukraina.

Sumber



Tidak ada komentar:

Posting Komentar