Pada
liburan kali ini saya memutuskan untuk
berlibur ke Museum wayang yang berada di Daerah Kota yang letaknya tidak jauh
dari Stasiun Kota, saya sendiri memutuskan untuk pergi liburan ke Museum wayang
karena saya bosan dengan liburan saya yang selalu pergi ke pantai dan ke
pegunungan atau untuk mencari hal yang baru di dalam diri saya sendiri. Serta
karena biayanya yang tidak terlalu mahal hanya RP 5.000 saja kita sudah bisa
masuk ke dalam Museum Wayang. Pengalaman liburan ke Museum Wayang pada waktu itu bukan hanya sekedar mendapatkan
arti liburan yang saya dapatkan, tetapi juga saya mendapatkan niai lebih yang
sangat berharga yaitu pengetahuan ilmu sejarah
tentang pewayangan yang ada di Indonesia. Disini saya akan sedikit bercerita tentang asal usul wayang,
ditinjau dari sejarah yang ada, asal usul wayang dianggap telah hadir semenjak
1500 tahun sebelum Masehi. Wayang lahir dari para cendikia nenek moyang suku
Jawa di masa silam. Pada masa itu, wayang diperkirakan hanya terbuat dari rerumputan
yang diikat sehingga bentuknya masih sangat sederhana. Wayang dimainkan dalam
ritual pemujaan roh nenek moyang dan dalam upacara-upacara adat Jawa.
Sedikit membahas tentang gedung yang
menjadi tempat museum wayang, pada awalnya bangunan museum wayang bernama De
Oude Hollandsche Kerk ("Gereja Lama Belanda") dan dibangun
pertamakali pada tahun 1640. Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe
Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur oleh gempa
bumi pada tahun yang sama. Di atas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun
gedung museum wayang dan diresmikan pemakaiannya sebagai museum pada 13 Agustus
1975. Meskipun telah dipugar beberapa bagian gereja lama dan baru masih tampak
terlihat dalam bangunan yang kini telah beralih fungsi menjadi Museum Wayang.
Museum Wayang berdiri di atas tanah seluas 990 m2 dan 627 m2.
Pada tanggal 14 Agustus 1936 lokasi
ini ditetapkan menjadi monument, selanjutnya dibeli oleh Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yaitu lembaga yang didirikan untuk
memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam
bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan
sejarah, serta menerbitkan hasil penelitian. Pada tanggal 22 Desember 1939
dibuka oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda terakhir, Jonkheer Meester Aldius
Warmoldu Lambertus Tjarda van Starkenborg Stachouwer sebagai museum dengan nama
“de oude Bataviasche Museum” atau “Museum Batavia Lama”. Tahun 1957 diserahkan
kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia berganti nama menjadi Museum Jakarta Lama.
Pada tanggal 17 September 1962 oleh LKI diserahkan kepada Republik Indonesia
dan pada tanggal 23 Juni 1968 diserahkan kepada Propinsi DKI Jakarta sebagai
kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. Dan pada tanggal 13 Agustus 1975
diresmikan sebagai Museum Wayang oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin. Saat
Ini Museum Wayang Jakarta di bawah Pengelolaan UP. Museum Seni Rupa Jakarta,
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
Museum Wayang memamerkan berbagai
jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan
kulit maupun bahan-bahan lain. Wayang-wayang dari luar negeri ada juga di sini,
misalnya dari Republik Rakyat Tiongkok dan Kamboja. Hingga kini Museum Wayang mengkoleksi
lebih dari 4.000 buah wayang, terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang
kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan.
Umumnya boneka yang dikoleksi di museum ini adalah boneka-boneka yang berasal
dari Eropa meskipun ada juga yang berasal dari beberapa negara non-Eropa
seperti Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India dan Kolombia. Selain itu
secara periodik disenggelarakan juga pagelaran wayang pada minggu 2 dan ke 3
setiap bulannya.Pada tanggal 7 November 2003, PBB memutuskan mengakui wayang
Indonesia sebagai warisan dunia yang patut dilestarikan.
Sekian sedikit wawasan dari saya
tentang tempat yang telah saya kunjungi, Saya sangat bangga bisa berkunjung ke
museum wayang.