Rabu, 02 Januari 2019


PETA KERJA KESELURUHAN DAN PETA KERJA SETEMPAT
1.       Landasan Teori
Landasan teori membahas tentang teori-teori yang mendasari hasil dan pembahasan mengenai peta kerja. Landasan teori merupaka teori pendukung dalam penulisan. Berikut ini adalah landasan teori mengenai peta kerja.
Peta kerja merupakan suatu alat yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Peta peta kerja menjabarkan semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja (material) dari mulai memasuki pabrik sampai menjadi produk jadi, baik produk lengkap atau bagian dari produk lengkap. Peta peta kerja didalamnya menggambarkan setiap langkah-langkah yang dialami semua benda kerja (material), operator atau perlengkapan, seperti operasi, pemerikasaan, transportasi, menunggu (delay) dan penyimpanan (Sutalaksana, 2006).
Tahun 1947, ASME (American Society of Mechanical Engineers) membuat lima lambang. Standar lambang-lambang tersebut merupakan modifikasi dari lambang yang digunakan oleh Gilberth. Lambang tersebut meliputi lingkaran kecil, diganti dengan anak panah untuk kejadian transportasi dan menambah lambang baru (D) untuk kejadian menunggu (Sutalaksana, 2006).
Peta-peta kerja terdiri dari dua kelompok besar, peta tersebut dibagi berdasarkan kegiatannya yaitu peta pertama peta-peta yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja keseluruhan. Jenis peta kerja keseluruhan adalah peta proses operasi, peta aliran proses, peta proses kelompok kerja, diagram aliran assembly process chart. Peta kedua yaitu peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja setempat. Jenis peta kerja setempat yaitu peta kerja dan mesin dan peta tangan kiri dan tangan kanan (Sutalaksana, 2006)
Peta kerja keseluruhan merupakan peta kerja yang melibatkan sebagian besar atau semua sistem kerja yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan. Peta kerja keseluruhan terdiri dari empat jenis peta antara lain peta proses operasi, peta aliran proses, peta proses kelompok kerja dan diagram alir (Sutalaksana, 2006).
Peta proses operasi menggambarkan langkah-langkah operasi dan pemeriksaan yang dialami bahan atau bahan-bahan dalam setiap urutannya dari awal (berbentuk bahan baku) hingga menjadi produk jadi utuh maupun sebagai bagian setengah jadi. Kegunaan dari peta proses operasi adalah diantaranya untuk mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya, untuk memperkirakan kebutuhan akan bahan baku, sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik, sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai, dan sebagai alat untuk pelatihan kerja (Sutalaksana, 2006).
                Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembuatan Peta Proses Operasi agar bisa menggambarnya dengan baik. Prinsip tersebut yaitu prinsip pertama baris paling atas pada bagian kepala peta ditulis jelas jenis peta, yaitu “Peta Prose Operasi” yang diikuti oleh identifikasi lain seperti nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, keterangan dipetakan sekarang atau usulan, nomor peta dan nomor gambar. Prinsip kedua material yang akan diproses berada di atas garis horizontal yang sesuai dan menunjukkan ke dalam urut-urutan tempat material tersebut kemudian diproses. Prinsip ketiga lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, dari atas ke bawah sesuai urut-urutan prosesnya. Prinsip keempaat penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi terkait. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi (Sutalaksana, 2006).
            Peta proses operasi dalam pembuatan petanya, bagian produk yang paling banyak memerlukan operasi, dipetakan terlebih dahulu, dan dilakukan pada bagian peta sebelah kanan. Ringkasan yang terdapat pada peta ini mengandung informasi-informasi seperti jumlah operasi, jumlah pemeriksaan dan jumlah waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuatan produk (Sutalaksana, 2006).
            Peta aliran proses merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung. Kegunaan dari peta aliran proses diantaranya untuk mengetahui aliran bahan dari awal masuk proses sampai aktivitas terakhir, untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan, orang atau kertas selama proses berlangsung, sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja, dan memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses (Sutalaksana, 2006).
Peta aliran proses tersebut terdiri dari beberapa macam peta, yaitu peta aliran proses tipe bahan, peta aliran proses tipe orang dan peta aliran proses tipe kertas. Berikut penjelasan dari setiap macam-macam peta aliran proses.
Pertama peta aliran proses tipe bahan ialah peta yang menggambarkan suatu kejadian yang dialami bahan dalam suatu prosedur operasi. Peta ini menggambarkan tiap komponen satu persatu dan proses penganalisaannya akan lebih mudah. Kedua peta aliran proses tipe orang adalah suatu peta yang menggambarkan suatu proses dalam bentuk aktifitas-aktifitas manusia. Peta ini adalah gambar simbolis dan sistematis dari sistem kerja yang dijalankan. Sekelompok pekerja ketika bekerja membutuhkan peta aliran proses untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya. Peta aliran proses tipe orang pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang operator dan Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja sekelompok manusia, sering disebut peta proses kelompok kerja. Ketiga adalah peta aliran proses tipe kertas yang digambarkan adalah aliran dari kertas yang menjalani sekumpulan urutan proses mengikuti suatu prosedur tertentu secara bertahap. Serangkaian tahap yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proses permohonan izin, adalah salah satu contohnya (Sutalaksana, 2006).
Peta aliran proses tentunya memiliki kegunaan yang berbeda dari peta-peta kerja lainnya. Secara rinci dapat diuraikan kegunaan umum dari suatu peta aliran proses yaitu bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan. Aktivitas orang atau aliran kertas dari awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir, bisa memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses atau prosedur, bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan, orang atau kertas selama proses atau prosedur berlangsung, sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja. Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh suatu komponen atau satu orang, secara lebih lengkap, maka peta ini merupakan suatu alat yang akan mempermudah proses analisis untuk mengetahui tempat-tempat dimana terjadi ketidakefesienan atau terjadi ketidaksempurnaan pekerjaan (Sutalaksana, 2006).
Prinsip-prinsip dalam pembuatan peta aliran proses yaitu, pertama peta aliran proses memiliki judul dibagian paling atas atau terletak pada bagian kepala peta “PETA ALIRAN PROSES”, yang kemudian diikuti dengan pencatatan beberapa identifikasi seperti nomer atau nama komponen yang dipetakan, nomor gambar, jenis peta, tanggan pembuatan dan nama pembuat peta. Semua informasi tersebut dicatat dibagian sebelah kanan atas kertas. Kedua bagian sebelah kiri atas kertas, berdampingan dengan informasi yang dicatat pada titik diatas, dicatat mengenai ringkasan yang memuat jumlah total dari setiap kegiatan yang terjadi dan juga total jarak perpindahan yang dialami oleh bahan atau orang selama proses berlangsung. Ketiga bagian badan peta diuraikan proses yang terjadi secara lengkap dengan lambang-lambang den informasi mengenai jarak perpindahan, jumlah yang dilayani, waktu yang dibutuhkan dan kecepatan produksi. Dimuat pula pada kolom-kolom yang tersedia analisis, catatan dan tindakan yang diambil berdasarkan analisis tersebut. Keempat adalah menggunakan cara yang sederhana tetapi cukup efektif untuk menganalisa peta aliran proses, yaitu dengan mengajukan enam pertanyaan dari setiap kejadian dari suatu peta aliran proses, cara tersebut disebut “Dot and Check Technique” (Sutalaksana, 2006).
            Diagram alir merupakan suatu gambaran menurut skala, dari susunan lantai dan gedung yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam peta aliran proses. Arah aliran digambarkan oleh anak panah kecil pada garis aliran tersebut. Diagram alir berfungsi untuk memperjelas suatu peta aliran proses dan juga berfungsi untuk perbaikan tata letak tempat kerja. Tujuan dari diagram alir adalah untuk memperjelas peta aliran proses dan menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja (Sutalaksana, 2006).
            Berikut ini merupakan prinsip-prinsip pembuatan diagram aliran yaitu pertama-tama membuat judul peta, pada bagian kepala ditulis “DIAGRAM ALIRAN” yang kemudian diikuti oleh identifikasi lainnya seperti nama pekerjaan yang dipetakan, keadaan membuat peta sekarang atau usulan, nomer peta, orang yang memetakan dan tanggal pemetaan. Membuat suatu diagram aliran, analisis harus mengidentifikasi setiap aktivitas dengan lambang dan nomer yang sesuai dengan yang digunakan dalam peta aliran proses. Arah gerakan dinyatakan oleh anak panah kecil dan dibuat secara berurutan sepanjang garis aliran. Apabila terjadi lintasan lebih dari satu orang atau barang maka tiap lintasan dibedakan dengan warna atau bentuk panah yang khas untuk setiap hal yang berpindah, dan apabila hanya menggambarkan lintasan untuk seorang operator atau satu barang pembedaan warna atau bentuk diberikan untuk menunjukkan perbedaan antara cara sekarang dengan cara yang diusulkan (Sutalaksana, 2006).
            Peta kelompok kerja merupakan kumpulan dari beberapa peta aliran proses dimana tiap peta aliran proses tersebut menunjukkan satu seri kerja dari operator. Peta ini dapat digunakan untuk menganalisis aktivitas suatu kelompok kerja. Tujuan peta proses kelompok kerja adalah meminimumkan waktu menunggu (delay), dengan berkurangnya waktu menunggu dengan begitu bisa mencapai tujuan yang lainnya yaitu mengurangi ongkos produksi dan mempercepat waktu penyelesaian produksi atau proses (Sutalaksana, 2006).
            Berikut ini akan dijelaskan ringkasan dari prinsip-prinsip pembuatan suatu peta proses kelompok kerja yaitu pertama, menyatakan judul peta lengkap dengan identifikasi-identifikasi lainnya dan ringkasannya. Lambang-lambang yang biasanya digunakan untuk membuat peta aliran proses digunakan juga untuk membuat peta proses kelompok kerja sesuai kebutuhan. Tiap peta aliran proses yang menunjukkan satu seri kegiatan kerja merupakan anggota dari suatu peta proses kelompok kerja, peta tersebut kemudian diletakkan saling berdampingan secara paralel. Lambang-lambang dari setiap anggota kelompok dapat diletakkan secara berdekatan dan perubahan lambang menunjukkan perubahan aktivitas (Sutalaksana, 2006).
            Peta pekerja dan mesin merupakan peta pertama yang termasuk kelompok kegiatan setempat. Peta pekerja dan mesin memberikan informasi penting mengenai hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya sehingga didapatkan data untuk melakukan penyelidikan, penganalisisan, dan perbaikan suatu kegiatan kerja sehingga meningkatkan efektivitas. Peningkatan efektivitas dapat dilakukan dengan mengubah tatak letak tempat kerja, mengatur kembali gerakan-gerakan kerja, merancang kembali mesin dan peralatan, dan menambah pekerja bagi sebuah mesin atau menambah mesin bagi seorang pekerja (Sutalaksana 2006).
            Peta pekerja dan mesin dalam pembuatannya harus menggunakan prinsip, prinsip tersebut terdiri dari bagian paling atas kertas dinyatakan “PETA PEKERJA DAN MESIN” sebagai kepalanya, kemudian diikuti oleh informasi-informasi yang melengkapi. Bagian Identifikasi yang telah dinyatakan, pada langkah berikutnya adalah menguraikan semua elemen pekerjaan yang terjadi, untuk itu tiga jenis kolom digunakan untuk melambangkan elemen-elemen yang bersangkutan (Sutalaksana, 2006).
Peta tangan kanan-tangan kiri merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien yaitu gerakan-gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Kegunaan peta tangan kanan dan tangan kiri diantaranya yaitu untuk menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelebihan kelelahan, menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sebagai alat untuk menganalisis tata letak sistem kerja, dan sebagai alat untuk melatih pekerja yang baru dengan cara kerja yang ideal (Sutalaksana, 2006).
Frank B. Gilbreth beserta istrinya, Lilian telah mengembangkan gerakan-gerakan dasar dengan tujuan untuk memudahkan penganalisisan terhadap gerakan-gerakan yang dipelajari, Frank B. Gilbreth beserta istrinya telah menguraikan gerakan kedalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang mereka namakan therblig. Berikut adalah lambang-lambang therblig (Sutalaksana, 2006).
Tabel Lambang-Lambang Therblig
Nama Therblig
Lambang Therblig
Mencari (Search)
SH
Memilih (Select)
ST
Memegang (Grasp)
G
Menjangkau (Reach)
RE
Membawa (Move)
M
Memegang untuk memakai (Hold)
H
Melepas (Released Load)
RL
Pengarahan (Position)
P
Pengarahan Sementara (Pre Position)
PP
Memeriksa (Inspection)
I
Merakit (Assemble)
A
Lepas Rakit (Desassemble)
DA
Memakai (Use)
U
Kelambatan yang tak terhindarkan (Unavodable Delay)
UD
Kelambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable Delay)
AD
Merencana (Plan)
Pn
Istirahat untuk menghilangkan fatique (Rest to Overcome fatique)
R

Meskipun Frank dan Lilian Gilberth telah menyatakan bahwa gerakan-gerakan kerja manusia dilaksanakan dnegan mengikuti 17 elemen dasar, tetapi terdapat 8 gerakan dimana gerakan tersebut merupakan sebagain dari 17 elemen dari studi gerakan, yang dimaksud dengan menganggur disini sudah termasuk elemen-elemen kelambatan yang tidak dapat dihindari (UD), kelambatan yang dapat dihindarkan (AD), istirahat untuk menghilangkan kelalahan (R) yang digunakan, kedelapan elemen tersebut terdiri dari reach (Re), grasp (G), move (M), position (P), use (U), release (Rl), delay (D), hold (H) (Sutalaksana, 2006).

Sumber : Sutalaksana, Iftikar Z, Dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung : Institut Teknologi Bandung