Nama : Seno Priyo Handoyo
NPM : 36416909
Universitas : Universitas Gunadarma
Dosen : Ahmad Nasher S.I.Kom,MM
Pengertian
Budaya Politik
Pengertian budaya politik secara umum merujuk pada
pola perilaku masyarakat dalam kaitannya dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara, tatanan penyelenggaraan administrasi negara, adat istiadat, serta
politik pemerintahan yang tertanam dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat
setiap harinya.
Definisi Budaya Politik Menurut Para Ahli
·
Larry
Diamond budaya
politik merupakan sebuah sikap, keyakinan, ide, dan evaluasi suatu kelompok
masyarakat terhadap sistem politik negaranya serta bagaimana tiap individu
berperan dalam sistem tersebut.
·
Gabriel
A. Almond dan Sidney Verba budaya politik adalah suatu
pandangan dan sikap orientasi yang unik dari warga negara terhadap
keanekaragaman sistem politik negaranya yang juga meliputi peranan warga dalam
sistem tersebut.
·
Mochtar
Mas’ud dan Colin McAndrews budaya politik adalah sikap dan
pandangan warga negara terhadap kehidupan bernegara dan penyelenggaraan
pemerintahan negaranya.
·
Rusdi
Sumintapura budaya politik merupakan pola
perilaku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dimiliki
oleh para anggota dalam suatu sistem politik.
·
Miriam
Budiarjo budaya politik merujuk pada keseluruhan pandangan
terhadap politik yang terdiri dari norma, pola orientasi politik, serta
pandangan hidup pada umumnya.
·
Austin
Ranney budaya politik merupakan seperangkat pandangan
terhadap politik dan penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat komunal.
Ciri – Ciri Budaya Politik
Di negara-negara yang
menganut paham demokrasi, budaya politik memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut:
·
Terdapat sebuah
sistem yang mengatur kekuasaan, contohnya undang-undang dan konstitusi.
·
Adanya kegiatan
partai politik sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam bidang politik
·
Adanya gejolak
dan tanggapan dari masyarakat mengenai pembuatan kebijakan dan penyelenggaraan
pemerintahan.
·
Adanya sistem
pengalokasian sumber daya masyarakat
Bentuk – Bentuk Budaya Politik
Berdasarkan orientasi politiknya, budaya politik
dibagi ke dalam tiga jenis utama, yakni:
Budaya
Politik Parokial
Budaya politik parokial ditandai dengan rendahnya
minat, wawasan, serta partisipasi masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan
dengan politik dan penyelenggaraan pemerintahan. Contoh budaya politik parokial
dapat ditemukan pada masyarakat pedalaman yang masih menganut sistem adat dan
kepercayaan tradisional yang dipimpin oleh ketua adat dan para tetua. Mochtar
Mas’ud dan Colin McAndrews mengklasifikasikan karakteristik budaya parokial
sebagai berikut:
·
Ruang lingkup yang kecil,
·
Anggota masyarakat sama sekali tidak
menaruh minat pada hal-hal yang berkaitan dengan politik dan pemrintahan,
·
Tidak adanya peranan politik yang
bersifat eksklusif,
·
Anggota masyarakat tidak memiliki
pengetahuan tentang adanya kewenangan pusat yang dikendalikan oleh pemerintah,
·
Masyarakat tidak memiliki ekspektasi
apapun terhadap sistem politik,
·
Sistem politik bersifat afektif.
Budaya
Politik Kaula
Berbanding terbalik dengan masyarakat yang menganut
budaya politik parokial, masyarakat budaya politik kaula dapat dikatakan
memiliki pengetahuan umum terhadap politik dan penyelenggaraan pemerintahan.
Hanya saja, partisipasi masyarakat dalam tipe budaya politik ini masih
terbilang cukup rendah. Masyarakat yang menganut budaya politik parokial patuh
terhadap peraturan pemerintah, namun banyak yang tidak melibatkan dirinya
secara langsung dalam kegiatan politik seperti pemilihan umum.
Budaya politik kalula memiliki karakteristik sebagai
berikut:
·
Masyarakat sadar akan adanya otoritas
dari pemerintah,
·
Masyarakat cenderung patut terhadap
aturan apapun yang dibuat pemerintah dan enggan memberikan kritik atau masukan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan serta pembuatan kebijakan,
·
Sikap masyarakat yang cenderung pasif
dalam berbagai kegiatan politik.
·
Tingkat ekonomi dan sosial masyarakat
tergolong maju, namun partisipasi dalam kegiatan politik masih rendah.
Budaya
Politik Partisipan
Tipe budaya politik yang satu ini dapat dikatakan
sebagai budaya politik yang paling ideal di antara tipe yang lainnya. Kesadaran
masyarakat terhadap politik dan pemerintahan relatif tinggi dan ditandai dengan
partisipasi aktif masyarakat dalam hal pembuatan kebijakan serta pemilihan
pemimpin. Masyarakat dalam sistem budaya politik partisipan sadar bahwa sekecil
apapun partisipasi yang diberikan masyarakat dalam sistem penyelenggaraan
pemerintahan dapat memberikan dampak yang besar bagi keberlangsungan kehidupan
bangsa dan negara. Intinya, masyarakat dalam budaya politik kaula menyadari
sepenuhnya tentang adanya sistem politik serta otoritas yang mengelolanya.
Ciri-ciri budaya politik secara khusus dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
·
Warga sadar akan hak dan tanggung
jawabnya sebagai warga negara,
·
Warga cenderung lebih kritis dalam
menanggapi setiap kebijakan yang diambil pemerintah dan perilaku para pemegang
kekuasaan,
·
Warga sadar bahwa dirinya memiliki
kekuatan dan hak untuk menyetujui atau tidak menyetujui suatu kebijakan yang
diterapkan pemrerintah.
·
Munculnya keinginan masyarakat untuk
turut berperan dalam kegiatan politik, contohya bergabung ke dalam suatu
organisasi politik.
·
Hubungan pemerintah dan warga negara
dapat dikatakan harmonis
Budaya Politik Di Indonesia
Budaya politik yang berkembang di Indonesia cenderung mengarah pada
karakteristik budaya politik partisipan pasca diberlakukannya reformasi pada
akhir tahun 1990-an. Partisipasi masyarakat di bidang politik cenderung
mengalami peningkatan seiring dengan diberlakukannya sistem pemilihan umum
secara langsung yang juga menandai demokrasi di Indonesia telah tumbuh dewasa.
Afan Gaffar, salah satu pemuka di bidan sosial dan politik, mengemukakan
tiga ciri dominan budaya politik Indonesia, di antaranya adalah:
1.
Adanya Sistem Hierarki yang Ketat
Sistem hierarki umumnya banyak ditemukan pada kelompok masyarakat atau suku
yang menganut sistem patriarki seperti masyarakat Jawa. Hierarki pada
masyarakat ini ditandai dengan adanya stratifikasi sosial yakni penguasa dan
rakyat kebanyakan. Kedua lapisan stratifikasi sosial tersebut dipisahkan oleh
tatanan hierarki yang ketat, seperti pola perilaku dan cara berbicara. Para
penguasa atau golongan kelas atas dapat menggunakan bahasa yang kasar pada
masyarakat golongan kedua. Sebaliknya, masyarakat golongan kedua dituntut untuk
dapat mengendalikan tingkah laku dan cara bicara mereka saat berhadapan dengan
golongan atas.
2.
Kecenderungan Patronase
Kecenderungan patonase memiliki arti hubungan politik yang bersifat
individual; contohnya dapat ditemukan pada hubungan antara patron dan klien.
Patron merupakan istilah bagi golongan yang memiliki sumber daya berupa
kekuasaan, jabatan, dan materi, sedangkan klien memiliki sumber daya yang
berupa tenaga, loyalitas, dan dukungan. Patron memiliki sumber daya lebih besar
sebab dapat menguasai klien dan menciptakan ketergantungan pada diri klien atas
sumber daya berupa kuasa yang dimiliki patron.
3.
Kecenderungan Neo-Patrimonisalistik
Budaya politik di Indonesia juga menunjukkan adanya kecenderungan ke arah
neo-patrimonisalistik yang merujuk pada bentuk eksistensi budaya dan tradisi
bangsa di tengah kemunculan ideologi modern seperti demokrasi beserta segala
atributnya, salah satunya adalah birokrasi. Ciri-ciri birokrasi modern tersebut
di antaranya adalah:
§ Adanya aturan-aturan
yang mengatur sistem kerja sebuah organisasi serta perilaku para anggota
masyarakatnya,
§ Adanya posisi atau
jabatan yang memiliki tanggung jawab dan sanksi tegas,
§ Adanya strukutur
hierarkis yang membagi kekuasaan dan wewenang dari posisi paling atas hingga
paling bawah,
§ Adanya anggota
masyarakat yang dipekerjakan berdasarkan kualifikasi tertentu untuk mengelola
organisasi dan segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan.
Kesimpulan :
Budaya
politik secara umum merujuk pada pola perilaku masyarakat dalam kaitannya
dengan kehidupan berbangsa dan bernegara, tatanan penyelenggaraan administrasi
negara, adat istiadat, serta politik pemerintahan yang tertanam dalam berbagai
sendi kehidupan masyarakat setiap harinya. Budaya politik menurut Larry Diamond
budaya politik merupakan sebuah sikap, keyakinan, ide, dan evaluasi suatu
kelompok masyarakat terhadap sistem politik negaranya serta bagaimana tiap
individu berperan dalam sistem tersebut. Budaya politik menurut Gabriel A.
Almond dan Sidney Verba budaya politik adalah suatu pandangan dan sikap
orientasi yang unik dari warga negara terhadap keanekaragaman sistem politik
negaranya yang juga meliputi peranan warga dalam sistem tersebut. Dan budaya
politik menurut Rusdi Sumintapura adalah budaya politik merupakan pola perilaku
individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dimiliki oleh para
anggota dalam suatu sistem politik. Ciri – ciri budaya politik adalah terdapat sebuah sistem yang mengatur
kekuasaan, contohnya undang-undang dan konstitusi dan adanya kegiatan partai politik
sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam bidang politik. Bentuk dari budaya politik ada tiga jenis yaitu budaya
politik
parokial, budaya politik kaula dan budaya politik partisipan. Ada tiga ciri dominan budaya politik Indonesia menurut Afan Gaffar di antaranya adalah adanya sistem hierarki yang ketat, kecenderungan patronase kecenderungan neo-patrimonisalistik.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar